MEDIA DAN
GAYA BELAJAR SISWA
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
MEDIA
PENDIDIKAN
Konsentrasi
Pendidikan Agama Islam
OLEH:
KELOMPOK 1
Jumardi
Masdar
Resti
Pahleci
Siti
Khotijah
PAI-V.
B
Dosen Pembimbing
Ramadhani
Al Baraui, M.Pd.I
SEKOLAH
TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TANJUNG
REDEB
2016
MEDIA
DAN GAYA BELAJAR SISWA
A.
Media
Belajar Siswa
Media
berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “
medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar”, yakni perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk supaya terjadi proses belajar. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan
pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tapi juga hal-hal lain yang memungkinkan siswa memeroleh pengetahuan. Media bukan hanya berupa TV, radio, computer, tapi juga meliputi manusia sebagai sumber belajar, atau kegiatan seperti diskusi, seminar simulasi, dan sebagainya. Dengan demikian media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.
medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar”, yakni perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk supaya terjadi proses belajar. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan
pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tapi juga hal-hal lain yang memungkinkan siswa memeroleh pengetahuan. Media bukan hanya berupa TV, radio, computer, tapi juga meliputi manusia sebagai sumber belajar, atau kegiatan seperti diskusi, seminar simulasi, dan sebagainya. Dengan demikian media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.
1.
Fingsi media belajar
·
Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
oleh para siswa
·
Dapat melampaui batasan ruang kelas
·
Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa
dengan lingkungannya.
·
Menghasilkan keseragaman pengamatan
·
Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
·
Membangkitkan keinginan dan minat baru.
·
Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk
belajar.
·
Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak
2.
Jenis media belajar
·
Media audio, yakni media yang hanya dapat didengar
saja atau yang memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
·
Media visual, yakni media yang hanya dapat dilihat
saja dan tidak mengandung unsur suara, seperti gambar, lukisan, foto, dan
sebagainya.
·
Media audiovisual, yakni media yang mengandung unsur
suara dan juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video,
film dan sebagainya.
3.
Kriteria pemeilihan media belajar
Kriteria
yang paling utama dalam pemilihan media adalah bahwa media adalah harus dengan
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya bila tujuan
atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang
tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat
memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan
pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video
bisa digunakan. Selain pertimbangan tersebut Sanjaya (2008) mengungkapkan
sejumlah pertimbangan lain yang dapat kita gunakan dalam memilih media
pembelajaran yang tepat, yakni dengan menggunakan kata ACTION (Access, Cost,
Technology, Interactivity, Organization, Novelty).
a.
Access,artinya bahwa kemudahan akses menjadi
pertimbangan pertama dalam pemilihan media. Apakah media yang diperlukan itu
tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan?.
Akses juga menyangkut aspek
kebijakan, apakah media tersebut diijinkan untuk digunakan?
b.
Cost, hal ini menyangkut pertimbangan biaya. Biaya
yang dikeluarkan
untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
c.
Technology, dalam pemilihan media perlu juga
dipertimbangkan
ketersediaan teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.
ketersediaan teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.
d.
Interactivity, media yang baik adalah media yang mampu
menghadirkan
komunikasi dua arah atau interaktifitas.
komunikasi dua arah atau interaktifitas.
e.
Organization, menyangkut pertimbangan dukungan
organisasi atau
lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.
lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.
f.
Novelty, menyangkut pertimbangan aspek kebaruan dari
media yang
dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
B.
Gaya Belajar
Siswa
1.
Pengertian gaya belajar
Menurut
Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk
mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung
jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan
belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.
Drummond
(1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred mode
and desired conditions of learning.” Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai
cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar.
Willing
(1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi
oleh pembelajar. Keefe (1979) memandang gaya belajar sebagai cara seseorang
dalam menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs
(1988) memandang gaya belajar sebagai karakter biologis bawaan.
Gaya belajar
atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku
psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk
pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar
(NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4).
Definisi
yang lebih menjurus pada gaya belajar bahasa dan yang dijadikan panduan pada
penelitian ini dikemukakan oleh Oxford (2001:359) dimana gaya belajar
didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik dalam belajar
bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran.
2.
Macam gaya belajara siswa
a. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa
yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata /
penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru
sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke
obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara
menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan
tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan
ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk
duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan
gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan
tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.
Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk
mendapatkan informasi.
1)
Ciri-ciri gaya belajar
visual :
·
Bicara agak cepat
·
Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
·
Tidak mudah terganggu oleh keributan
·
Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
·
Lebih suka membaca dari pada dibacakan
·
Pembaca cepat dan tekun
·
Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi
tidak pandai memilih kata-kata
·
Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
·
Lebih suka musik dari pada seni
·
Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal
kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk
mengulanginya
2)
Strategi untuk mempermudah
proses belajar anak visual :
·
Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram
dan peta.
·
Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
·
Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
·
Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
·
Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke
dalam gambar.
b. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2
saja. Siswa yang
bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat
pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya
hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat
belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang
guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone
suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori
lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak
auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih
cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
1)
Ciri-ciri gaya belajar
auditori :
·
Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
·
Penampilan rapi
·
Mudah terganggu oleh keributan
·
Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan dari pada yang dilihat
·
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
·
Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di
buku ketika membaca
·
Biasanya ia pembicara yang fasih
·
Lebih pandai mengeja dengan keras daripada
menuliskannya
·
Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
·
Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang
melibatkan Visual
·
Berbicara dalam irama yang terpola
·
Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama
dan warna suara
2)
Strategi untuk mempermudah
proses belajar anak auditori :
·
Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik
di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
·
Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan
keras.
·
Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
·
Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
·
Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam
kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
c. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang
mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan
melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan
mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya
belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
1)
Ciri-ciri gaya belajar
kinestetik :
·
Berbicara perlahan
·
Penampilan rapi
·
Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
·
Belajar melalui memanipulasi dan praktek
·
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
·
Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
·
Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam
bercerita
·
Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan
gerakan tubuh saat membaca
·
Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka
memang pernah berada di tempat itu
·
Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
2)
Strategi untuk mempermudah
proses belajar anak kinestetik:
·
Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
·
Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi
lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil menggunakan gunakan obyek
sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
·
Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat
belajar.
·
Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting
dalam bacaan.
·
Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik

http://minartirahayu.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-gaya-belajar-berbagai-
macam.html
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusglobal sevilla school
BalasHapus