Kamis, 08 Desember 2016

Buletin jum'at PC IMM berau

SELAMATKAN ANAK KITA  DARI LAYU JIWA DAN LAYU RAGA
Oleh : Dra.Hj.Hastuti M.Pd
Anak merupakan titipan Allah SWT yang diamahkan pada orangtua. Sebagai skonsekwensinya, setiap orang tua wajib menjaga dan mengasuhnyadengan sebaik-baiknya, terlebih dizaman darurat perrgaulan, darurat narkoba,darurat kekerasan, darurat penyimpangan seksual dan darurat-darurat lainya yang menjadikan anak kita layu jiwa dan layu raga.
Memang tidak mudah mendidik anak menjadi sehat, cerdas, dan berhati mulia. Terlebih untuk menjadikan anak taat pada Allah dan RasulNya. Dibutuhkan kegigihan dan kesabaran yang tinggi. Seorang Ulama tersohor sepanjang Zaman Sayyid Quthb berkata, “ Saya percaya dengan kekuatan Ilmu, juga percaya dengan kkekuatan pengetahuan, namun jauh percaya dengan kekuatan tarbiyah (pendidikan).

Tak bisa dipungkiri bahwa, tanggung jawab pendidikan anak terletak pada pundak orang tua. Orang tua pulalah berkewajiban mengajak seluruh anaknya untuk memperoleh kasih sayangNya dan menjagaa setiap keluarganya dari kemungkinan memperoleh azab dan siksa Allah. Sebagaimana yang ditegaskan Allah dalam Al Qur’an surat At Tahrim: 6, “ Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, dijaga oleh malaikat yang kerasdurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan “
Bila kita melihat generasi kita sekarang ini sepertinya kita selaku orang tua sangat miris dan pesimis untuk menyerahkan tongkat estapet dakwah/syiar islam pada generasi selanjutnya. Apabila tidak ada niat dan usaha untuk merubah apa-apa yang kita anggap menyimpang dalam dunia pendidikan anak kita. Kita mesti ingat bahwa anak diibaratkan seperrti tanaman. Ia akan tumbuh dan berkembang sesuai tempat persemaian dan perawatan yang dijumpainya. Ketika ia beradaditemoat persemaian dan perawaatan yang tidak baik, besar kemungkinan ia akan tumbuh dan berkembang apa adanya, atau bahkan menjai liar atau kerdil. Tanaman jenis seperti  ini, tentu saja akan dianggap sebagai tanaman yang tidaak produktif, atau bahkan dianggap sebagai tanaman pengganggu. Secara fisik, ia bisa   tumbuh menjadi kerdil atau bisa juga menjadi semakin besar. Namun sejatinya apakah ia bisa kokoh?  Apakah akarnya cukup kuat untuk mempertahankan dirinya dari terpadaan badai.
Demikian juga anak-anak kita bisa menjadi kuat tapi liar, atau kerdil dan tidak produktif, jika dibiarkan begitu saja . Jika tidak ada kepedulian dan perhatian dari kita. Oleh sebab itu mari kita jaga anak kita dari layu jiwa dan layu raga, kesalaha kita selama ini dalam menghantarkan tumbuh kembang anak kearah kedewasaaan adalah karena kekeliruan dalam berkomunikasi, padaahal kita ketahui anak kita itu unik Keunikan tersebut Allah isyaratkan dalam Al Qur’an Surah ketiga ayat 6  :
“ Dialah Allah membentuk kami dalam rahim sebagaimana dikehendakinya. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia  Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “.
Kekeliruan dalam berkomunikasi tersebut adalah :
1. Bicara tergesah-gesah
2. Tidak kenal diri sendiri
3. Lupa setiap individu UNIK
4. Adanya perbedaan kebutuhan dan kemauan ( Wants & Needs )
5. Tidak membaca bahasa tubuh
6. Tidak mendengarkan perasaan
7. Menggunakan 12 belas Gaya Populer, yaitu : memerintah, menyalahkan, meremehkan, membandingkan, mencap/lebel, mengancam, menasehati, menghibur, mengkritik, menyindir dan menganalisa.
8. Tidak memisahkan; masalah siapa
9. Kurang mendengar aktif
10. Selalu menyampaikan Pesan Kami
Mari mulai sekarang kita rubah kekeliruan dalam berkomunikasi dengan anak-aanak kita  baik dilingkungan keluarga, sekolah dan dilingkungan masyarakat/ tempat bermain, dengan meningkatkan komuniikasi yang baik berupa :
1. bicara jangan tergesa-gesa
2. Belajar untuk kenali diri kita & kenali lawan bicara kita (anak,suami....
3. Ingat setisp individu UNIK
4. Pahami bahwa kebutuhan san kemauan anak BERBEDA
5. Baca bahasa Tubuh Anak
6. Hindari 10 Gaya Yang Popouler
7. Tentukan masalah siapa ?
8. Mendengarkan aktif
9. Dengarkan perasaanya
10. Sampaikan pesan dengan baik.
Saat mereka membandel dan tidak menurut pada perkataan kita, bisa jadi karena model  komunikas Kita yang kurang yepat. Bukan semata-mata mereka yang bandel dan menjengkelkan. Ekedissn kita untuk memahami apa kebutuhan mereka yang sebenarnya yang menjadi faktor penting komunikasi efektif – mungkin lebih banyak tertutup oleh persepsi yang telah kita bangun selama ini bahwa ia anak nakal. Sehingga bentuk hubungan dan  komunikasi kita terganggu  oleh persepsi tadi, bukan oleh tabiat perangai anak kita.
Mari kita ingat kembali bagaimana Nabi, Muhammad SAW memperlakukan anak kecil. Rasulullah tidak pernah mencela kelakuan anak. Cara ini ternyata  mampu menanamkan kepekaan dan rasa malu.
Diakhir tulisan ini mari kita simak tulisan Bapak HD.IRIANTO dalam bukunya yang berjudul Membangun Kelurga Cerdas Dunia Akhirat, Yaitu :
“ Anak-anak kita sudah ditakdirkan dan dibekali keunikan masing-masing  oleh Sang Pencipta Allah SWT. Kita tidak perlu matia-matian membuat anak kita menjadi bintang kelas, jika kemampuanya justru menjadi bintang panggung atau bintang lapangan. Beri mereka kesempatan untuk memaksimalkan keunikan dan potensi yang dimilikinya. Mereka memiliki hak untk menjadi “ Juara “ dengan pilihanya sendiri “ .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar